selamat datang

SELAMAT DATANG

Senin, 02 April 2012

DEJA VU

Taukah anda dengan Deja vu??????


Deja vu itu berasal dari bahasa prancis Deja vu pertama kali di temukan dan diungkapkan oleh seorang ilmuwan Perancis yang bernama Emile Boirac yang telah mempelajarinya pada tahun (1851-1917)Dan dibukukan yang berjudul “L’Avenir des sciences Psychiques” . Deja vu yang artinya "pernah lihat" maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah di alami sebelumny. Di yunani fenomena ini di sebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata. yang Para artinya adalah "sejajar" sedangkan Mnimi artinya "ingatan".
Jadi Deja vu bisa dapat di artikan sebagai sebuah perasaan aneh yang mengatakan bahwa peristiwa baru yang sedang kita rasakan sebenarnya pernah kita alami jauh sebelumnya.


Keanehan fenomena deja vu ini kemudian melahirkan beberapa teori metafisis yang mencoba menjelaskan sebab musababnya. Salah satunya adalah teori yang mengatakan bahwa deja vu sebenarnya berasal dari kejadian serupa yang pernah dialami oleh jiwa kita dalam salah satu kehidupan reinkarnasi sebelumnya di masa lampau. Bagaimana penjelasan ilmu psikologi sendiri?

Terkait dengan Umur dan Penyakit Degeneratif

Pada awalnya, beberapa ilmuwan beranggapan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Selain itu, sebelumnya Chris Moulin dari University of Leeds, Inggris, telah menemukan pula penderita deja vu kronis: orang-orang yang sering dapat menjelaskan secara rinci peristiwa-peristiwa yang tidak pernah terjadi. Mereka merasa tidak perlu menonton TV karena merasa telah menonton acara TV tersebut sebelumnya (padahal belum), dan mereka bahkan merasa tidak perlu pergi ke dokter untuk mengobati ‘penyakit’nya karena mereka merasa sudah pergi ke dokter dan dapat menceritakan hal-hal rinci selama kunjungannya! Alih-alih kesalahan persepsi atau delusi, para peneliti mulai melihat sebab musabab deja vu ke dalam otak dan ingatan kita.




DEJA VU MEMILIKI BEBERAPA VARIASI:
1. Deja vecu yang artinya pernah mengalami.
2. Deja senti yang artinya memikirkannya.
3. Deja visite yang artinya mengunjunginya.

ADA JUGA TIPE DEJAVU vu:
1. Deja vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life deja vu)
2. Deja vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling deja vu)
3. Deja vu yang berkaitan dengan tempat (place deja vu)
4. Kombinasi dari ketiga gejala deja vu tersebut, di mana seseorang merasa pernah hidup sebagai orang lain di satu tempat dan waktu yang sama, bahkan merasakan perasaan yang sama pula.
Dari beberapa variasi dan tipe deja vu diatas, maka dapat ditarik hubungan bahwa:
• Deja vecu merupakan deja vu yang berkaitan dengan kehidupan pribadi (life deja vu)
• Deja senti merupakan deja vu yang berkaitan dengan perasaan (sense/feeling dejavu)
• Deja visite merupakan deja vu yang berkaitan dengan tempat (place deja vu)
Terkadang deja vu juga diuraikan seperti perasaan yang telah melihat atau mengalami sesuatu sebelum ketika orang yang mengalami hal tersebut mengetahui kapan dia pernah melakukannya. Namun deja vu disalahgunakan sebagi suatu pengalaman precognitive, perasaan pernah mengalami sesuatu dan mengetahui persisnya apa yang akan terjadi berikutnya, dan itu terjadi.
Suatu hal yang penting dari deja vu adalah mengalami sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sedangkan suatu hal yang penting dari precognitive adalah menunjukkan sesuatu yang akan terjadi di masa depan, namun bukan suatu hal yang pernah dilakukan atau dilihat di masa depan.
Deja vu dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
1. Associative Deja Vu
Tipe deja vu yang paling umum dialami oleh orang-orang sehat normal adalah associative secara alami di dunia ini. Manusia melihat, mendengar, membaui atau mengalami suatu kejadian yang berkaitan dengan suatu perasaan bahwa manusia tersebut berhubungan dengan sesuatu yang telah dilihat, didengar, dibaui, atau dialami oleh manusia tersebut. Ilmuwan terdahulu berpikir bahwa deja vu jenis ini adalah suatu pengalaman "ingatan dasar" dan berasumsi bahwa pusat memori otak yang bertanggung jawab untuk itu.
2. Biological Deja vu
Ada juga kejadian déjà vu antar orang-orang dengan epilepsi cuping sementara. Tepat sebelum epilepsi, penderita sering mengalami atau merasa deja vu. Dengan adanya pengklasifiasian di atas dapat teridenfikasi bahwa isyarat otak dimana deja vu jenis ini dimulai. Namun, dengan alasan ini pula deja vu jenis ini berbeda gengan tipikal déjà vu sendiri. Orang yang mengalami deja vu jenis ini mungkin akan mempercayai bahwa mereka telah mengalami peristiwa atau keadaan yang sama sebelumnya, disbanding dengan perasaan yang cepat berlalu.

Pengertian Deja vu dari sudut pandang psikologi adalah ilusi seperti sudah kenal/ sudah akrab dengan suatu tempat yang sama sekali asing. Timbulnya peristiwa ini diyakini orang sebagai akibat adanya syarat yang sudah dikenali, namun ada dalam sub-ambang kesadaran. Sebagai contoh, ketika berjalan-jalan ditengah kota, beberapa ciri tampak seperti sama dengan penghayatan yang pernah dialami di tempat lain.

Intinya deja vu merupakan suatu fenomena aktivitas otak manusia yang berkaitan dengan memori yang lazim disebut "pemanggilan ulang" Penjelasan ini memperkuat fakta bahwa "penataan ulang memori" pada saat tertentu mempengaruhi keadaan alam sadar manusia ,Bannister dan Zangwill (1941) mencoba menganalisis deja vu dengan menggunakan hypnosis pada 10 subjek penelitian. Ternyata 3 dari 10 di antaranya mengalami deja vu. Cleary (2008) mengajukan hipotesis bahwa déjà vu merupakan bentuk dari sesuatu yang telah familiar diketahui yang disebut cripyamnesia adalah susuatu yang telah dipelajari namun tidak disimpan baik di otak, namun pada suatu waktu memori dalam "membukanya" .

Yang jelas hampir 70% manusia pernah mengalami deja vu walau tanpa mereka sadari, dan deja vu bukan merupakan suatu penyakit psikologis maupun penyakit gangguan pada Otak,tatepi lebih pada suatu akibat dari kegiatan otak/memori tentang suatu objek tanpa kita sadari.

3 komentar:

  1. oooh...yg merasa sering mengaLami itu namanya deja vecu toh! hehehh baru tau deh ..
    keren bahasannya neng! :D

    BalasHapus
  2. smakin ngerti apa de javu itu.
    kata2 ini sering jd trend topik saat w msh smp dn smk. ;)

    BalasHapus