APA ITU BUDAYA???
Budaya adalah suatu peraturan yang di buat oleh masyarakat itu sendiri dan berlaku normal didalamnya. Nah sekarang saya akan menjelaskan perbedaan budaya Indonesia dan budaya jepang berarti mencari nilai kesamaan dan perbedaan antara bangsa Indonesia dan bangsa jepang. Dengan mengenali kesamaan dan perbedaan kebudayaan itu,kita akan semakin dapat memahami keanekaragaman pola hidup yang ada, yang akan bermanfaat saat berinteraksi dengan pihak yang bermasalah/membutuhkan dari budaya yang berbeda.
Perbandingan antara Indonesia dan Jepang di sebabkan perbedaan karakteristik kedua bangsa tersebut bangsa jepang relative homogen, memiliki 15 bahasa. sedangkan bangsa Indonesia berciri heterogen, multi etnik, memiliki lebih dari 700 bahasa.
TRADISI PENAMAAN DI JEPANG
Nama di jepang terdiri dari dua bagian yaitu family name dan first name. Nama ini harus di catatkan di kantor pemerintahan (kuyakusho), selambat-lambatnya 14 hari setelah bayi dilahirkan. Semua orang jepang kecuali keluarga kaisar, memiliki nama keluarga. Tradisi memakai nama keluarga ini berlaku pada sejak jaman restorasi meiji, sedangkan era sebelumnya masyarakat baisa tidak memiliki nama keluarga sejak restorasi meiji, nama keluarga menjadi keharusan di jepang. Nama popular di jepang adalah Satou dan Suzuki. Jika seorang wanita menikah, maka dia akan berganti nama keluarga, mengikiti nama suaminya. Tradisi di jepang dalam memiliki first name, dengan memperhaitikan makna huruf kanji, dan juklah stroke, diiringi dengan harapan atau doa bagi kebahagian si anak.
TRADISI PENAMAAN INDONESIA
Apapun masyarakat di Indonesia tidak semua suku memiliki tradisi nama keluarga masyarakat jawa misalnya, tidak memiliki nama keluarga tetapi suku di Sumatera, Kalimantan , sulawesi memiliki nama keluarga. Dari nama seseorang, kita dapat memperkirakan dari suku mana dia beasal, agama apa yang dianut dsd. Berikut nama karakteristik nama tiap suku di Indonesia :
A) Suku Jawa (sekitar 45% dari seluruh populasi) : biasanya diawali dengan Su (untuk laki-laki) atau Sri (untuk perempuan), dan memakai vokal “o”. Contoh : Sukarno, Suharto, Susilo, Joko, Anto, Sri Miranti, Sri Ningsih.
B) Suku Sunda(sekitar 14% dari seluruh populasi) : banyak yang memiliki perulangan suku kata. Misalnya Dadang, Titin, Iis, Cecep
C) Suku Batak : beberapa contoh nama marga antara lain Harahap, Nasution.
D) Suku Minahasa : beberapa contoh nama marga antara lain Pinontoan, Ratulangi.
E) Suku Bali : Ketut, Made, Putu, Wayan dsb. Nama ini menunjukkan urutan, bukan merupakan nama keluarga.
Selain nama yang berasal dari tradisi suku, banyak nama yang diambil dari pengaruh agama. Misalnya umat Islam : Abdurrahman Wahid, Abdullah, dsb. Sedangkan umat Katolik biasanya memakai nama baptis : Fransiskus, Bonivasius, Agustinus, dsb.
PEMAKAINAN GESTURE/ GERAK TUBUH UNTUK MEMBERI PENGHORMATAN DAN KASIH SAYANG
BANGSA JEPANG
Bagai mana memakai bahasa tubuh untuk mengungkapkan penghormatan jepang dan Indonesia memiliki cara berlainan dalam mengekspresiakan terima kasih, dan permintaan maaf.
Ojigi
Dalam budaya jepang ojigi adalah cara menghormati dengan membungkukkan badan, misalnya saat mengucapkan terima kasih, permintan maaf. Ada dua jenis ojigi yaitu: ritsurei (立礼) dan zarei (座礼). Ritsurei adalah ojigi yang dilakukan sambil berdiri. Saat melakukan ojigi, untuk pria biasanya sambil menekan pantat untuk menjaga keseimbangan, sedangkan wanita biasanya menaruh kedua tangan di depan badan. Sedangkan zarei adalah ojigi yang dilakukan sambil duduk. Berdasarkan intensitasnya, ojigi dibagi menjadi 3 : saikeirei (最敬礼), keirei (敬礼), eshaku (会釈). Semakin lama dan semakin dalam badan dibungkukkan menunjukkan intensitas perasaan yang ingin disampaikan. Saikeirei adalah level yang paling tinggi, badan dibungkukkan sekitar 45 derajat atau lebih. Keirei sekitar 30-45 derajat, sedangkan eshaku sekitar 15-30 derajat. Saikeirei sangat jarang dilakukan dalam keseharian, karena dipakai saat mengungkapkan rasa maaf yang sangat mendalam atau untuk melakukan sembahyang. Untuk lebih menyangatkan, ojigi dilakukan berulang kali. Misalnya saat ingin menyampaikan perasaan maaf yang sangat mendalam. Adapun dalam budaya Indonesia , tidak dikenal ojigi.
BANGSA INDONESIA
Jabat tangan
Tradisi jabat tangan dilakukan baik diIndonesia maupun di Jepang melambangkan keramahtamahan dan kehangatan. Tetapi di Indonesia kadang jabat tangan ini dilakukan dengan merangkapkan kedua tangan. Jika dilakukan oleh dua orang yang berlainan jenis kelamin, ada kalanya tangan mereka tidak bersentuhan. Letak tangan setelah jabat tangan dilakukan, pun berbeda-beda. Ada sebagian orang yang kemudian meletakkan tangan di dada, ada juga yang diletakkan di dahi, sebagai ungkapan bahwa hal tersebut tidak semata lahiriah, tapi juga dari batin.
Cium tanganTradisi jabat tangan dilakukan baik di
Tradisi cium tangan lazim dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari seorang anak kepada orang tua, dari seorang awam kepada tokoh masyarakat/agama, dari seorang murid ke gurunya. Tidak jelas darimana tradisi ini berasal. Tetapi ada dugaan berasal dari pengaruh budaya Arab. Di Eropa lama, dikenal tradisi cium tangan juga, tetapi sebagai penghormatan seorang pria terhadap seorang wanita yang bermartabat sama atau lebih tinggi. Dalam agama Katolik Romawi, cium tangan merupakan tradisi juga yang dilakukan dari seorang umat kepada pimpinannya (Paus, Kardinal). Di Jepang tidak dikenal budaya cium tangan.
Cium pipi
Cium pipi biasa dilakukan di
Sungkem
Tradisi sungkem lazim di kalangan masyarakat Jawa, tapi mungkin tidak lazim di suku lain. Sungkem dilakukan sebagai tanda bakti seorang anak kepada orang tuanya, seorang murid kepada gurunya. Sungkem biasa dilakukan jika seorang anak akan melangsungkan pernikahan, atau saat hari raya Idul Fitri (bagi muslim), sebagai ungkapan permohonan maaf kepada orang tua, dan meminta doa restunya.
Baik budaya Jepang maupun Indonesia memiliki keunikan tersendiri dalam mengekspresikan rasa hormat, rasa maaf. Jabat tangan adalah satu-satunya tradisi yang berlaku baik di Jepang maupun Indonesia . Kesalahan yang sering terjadi jika seorang Indonesia baru mengenal budaya Jepang adalah saat melakukan ojigi, wajah tidak ikut ditundukkan melainkan memandang lawan bicara. Hal ini mungkin terjadi karena terpengaruh gaya jabat tangan yang lazim dilakukan sambil saling berpandangan mata. Kesalahan lain yang juga sering terjadi adalah mencampurkan ojigi dan jabat tangan. Hal ini juga kurang tepat dipandang dari tradisi Jepang.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=Perbandingan+Budaya+Indonesia+dan+Jepang&btnG=Penelusuran+Google
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.co.id/search?hl=id&source=hp&q=Perbandingan+Budaya+Indonesia+dan+Jepang&btnG=Penelusuran+Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar