ERIKSON
Menurut teori kepribadian Erikson, Terdapat tahap-tahap seperti di bawah ini:
1.Kepercayaan Dasar Vs Kecurigaan Dasar
Kepercayaan dasar yang paling awal adalah terbentuknya selama tahap sensorik-oral dan ditunjukan oleh bayi lewat kapasitasnya. Untuk tidur dengan tenang. Situasi – situasi yang menyenangkan dan orang yang bertanggung jawab menimbulkan kenyamanan itu menjadi akrab dan di kenal oleh bayi. Berkat kepercayaan dan keakrabanya dengan orang yang menjalankan fungsi sebagi ibu ini, Maka bayi tersebut mampu menerima bahwa orang tersebut mungkin tidak ada untuk sementara waktu. Prestasi sosial pertama yang dicapai bayi tersebut mungkin karena ia menggambarkan suatu kepastian dan kepercayaan dalam dirinya bahwa orang yang bersifat keibuan itu pasti akan datang dan kembali. Kebiasaan-kebiasaan, konsisten, dan kontinuitas sehari-hari dalam lingkuan bayi merupakan dasar paling awal bagi perkembangannya. Jadi pengalaman-pengalaman orang dewasa itu bayi belajar menggantungkan dirinya dan kepercayaan mereka. Tetapi mungkin yang lebih penting ia belajar mempercayai dirinya.
Tahap pertama kehidupan ini, masa bayi merupakan tahap ritualisasi numinous. Numinous menurut Erikson adalah perasaan bayi akan kehadiran ibu yang bersifat keramat, pandangan, sentuhan kasih sayangnya dll. Interaksi yang berulang - ulang bersifat sangat pribadi namun diritualisasikan dalam kebudayaan.
2.Otonomi Vs Perasaan Malu dan Keragu-raguan
Pada tahap ke dua kehidupan, Anak mempelajari apa yang di harapkan dari dirinya, apakan kewajiban-kewajiban dan hak-haknya di sertai apakah pembatasan-pembatasan yang di kenakan pada dirinya. Nilai kemauan muncul pada tahap kedua . Anak belajar dari dirinya sendiri dan orang lain apa yang di harapkan dan apa yang boleh diharapkan. Kemauan menyebabkan anak secara bertanggung jawab dalam menerima peraturan hukum dan kewajiban.
Erikson menyebut ritualisasi tahap ini sifat bijaksana. Karena anak mulai menilai dirinya sendiri dan orang lain serta membedakan antara benar dan salah. Anak juga mulai belajar membedakan mana dirinya sendiri dan orang lain.
3.Inisiatif Vs Kesalahan
Tahap ke tiga inisiatif, suatu masa untuk memperluas penguasaan dan tanggung jawab. Selama tahap ini anak menampilkan dirinya lebih maju dan lebih seimbang secara fisik maupun kewajiban. Tujuan adalah nilai yang menonjol pada tahap perkembangan. Kegiatan utama anak adalah bermain, eksplorasi,usaha, dan kegagalannya, serta eksperimentasinya dengan alat-alat bermain.
4.Kerajinan Vs Inferiorita
Tahap keempat adalah proses epigenetic. Anak harus belajar mengontrol imajinasinya yang sangat kaya dan mulai menemukan pendidikan formal. Nilai kopetensi muncul pada tahap kerajinan nilai. Nilai-nilai dari tahap sebelumnya, memberikan kepada anak suatu gambaran tentang tugas-tugas di masa mendatang, meski belum spesifik.
5.Identitas Vs Kekacauan Identitas
Selama masa Adolesen, individu mulai merasakan suatu perasaan tentang identitasny sendiri mencari jati diri. Merasa bahwa dirinya unik, harus siap untuk memasuki satu peran yang berartidi tengah masyarakat. Tujuan-tujuan yang dikejarnya di masa depan kekuatan dan hasrat untuk menentukan dan mengontrol nasibnya di masa depan. Inilah masa dalam kehidupan ketika orang ingin menentukan sikap ia pada saat sekarang dan ingin menjadi apakah ia di masa yang akan datang (masa rencana karier).
6.Keintiman Vs Isolasi
Pada masa ini adalah masa dewasa awal (young adults) siap untuk menyatukan identifikasinya dengan orang lain yang merasa dirinya akrab. Serta siap mengembangkan daya-daya untuk memenuhi komitmen-komitmen mesti harus berkorban.
Nilai munculnya cinta selama tahap ini perkembangan keintiman nilai dominant yang bersifat universal. Yakni cinta muncul dalam banyak bentuk selama tahap-tahap sebelumnya. Dengan mulai cinta bayi terhadap ibunya, cinta birahi pada remaja, dan akhirnya cinta yang diungkapkan dalam bentuk keperdulian terhadap oaring – orang lain pada orang dewasa.
7.Generativitas Vs Stagnasi
Cirri tahap generativitas adalah perhatian terhadap apa yang di hasilkan – keturunan, produk, ide, dan sebagainya, serta pembentukan dan penerapan garis-garis pedoman untuk generasi-generasi mendatang. Apabila generativitas lemah atau tidak di ungkapkan maka kepribadian akan mundur, dan mengalami pemiskinan serta stragnasi. Nilai pemeliharaan (care) terungkap dalam kepedulian seseorang pada orang lain, dalam keinginan memberikan perhatian pada mereka yang membutuhkannya.
8.Integritas Vs Keputusan
Tahap terakhir dalam proses epigenetis perkembangan ini disebut integritas. Integritas lebih tepat dilukiskan sebagi suatu keadaan yang di capai seseorang setelah memelihara benda-benda dan orang-orang, ide, produk dll. Kebijakan adalah nilai yang berkembang dari hasil pertemuan antara integritas dan kepuasan dalam tahapan ke hidupan yang terakhir ini.
Menurut perkembangan Freud
1.Tahap Oral
Sumber kenikmatan pokok yang berasan\l dari mulut adalah makanan. Makan meliputi sentuhan stimulus terhadap bibir dan rongga mulut lalu di cernal. Jika makanan ttidak di sukai maka mankan yang di makan akan di keluarkan lagi. Perasaan – perasaan tergantung ini cenderung menetap selama hidup, terlepas dari perkembangan ego lebih lanjut dan siap muncul ke permukaan manakala orang merasa cemas dan tidak aman. Freud berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem adalah keinginan kembali ke dalam rahim.
2.Tahap Anal
Setelah makan di cerna maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah usus dan secara refleksi akan di lepas keluar apabila tekanan pada otot lingkar dubur mencapai taraf tertentu. Ketika pembiasaan akan kebersian (toilet training) anak mendapatkan pengalaman pertama yang menentukan tentang pengaturan atas suatu implus instingtual oleh pihak luar. Ia harus belajar menunda kenikmatanya yang timbul karena hilangnya tegangan-tegangan anal.
3.Tahap Phalik.
Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan – perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya organ – organ genital. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik. Freud memandang keberhasilannya mengidentifikasikan komleks Oedipus sebagi salah satu temuan besarnya. Kompleks Oedipus meliputi kateksis seksual terhadap orang tua yang berlainan jenis serta kateksis perumusan terhadap orang tua sejenis. Anak laiki-laki ingin memiliki ibunya dan menyingkirkan ayahnya, anak perempuan ingi memiliki ayahnya dan menyingkirkan ibunya.
4.Tahap Genital
Kateksis dari masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari stimulus dan manipulasi tubuhnya sendiri sedangkan orang lain dikateksis hanya karena membantu memberi bentuk – bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi anak. Anak remaja mulai mencintai orang-orang lain terdorong oleh motifasi-motifasi altruistic bukan semata-mata karena cinta diri atau narsisistik. Fungsi biologis pokok dari tahap genital ialah reproduksi aspek-aspek psikologis membantu mencapai tujuan ini dengan memberi stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Calvin S. Hall & Gardner Lindzey. 1993. Teori – Teori Psikodinamika
(klinis). Yogyakarta : kanisius.
2. Dane E Papalia, Sally Wendkos Olds, Ruth duskin F. Human development
(Perkembangan Manusia). 2009. Jakarta: Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar